Pada pernikahan anak Presiden RI, Joko Widodo, yaitu Kaesang Pangarep, hal yang paling disoroti adalah kemegahan dari Pura Mangkunegaraan, Solo. Sehingga banyak masyarakat yang mulai tertarik untuk mengungjunginya sebagai tempat wisata Pura Mangkunegaran Solo, yang indah karena warisan budaya dan sejarahnya.
Pura Mangkunegaran didirikan pada tahun 1757 oleh Raden Mas Said, yang juga dikenal sebagai Pangeran Samber Nyawa. Beliau adalah pendiri Kesultanan Mangkunegaran di wilayah Solo, Jawa Tengah. Raden Mas Said adalah putra dari Pangeran Mangkubumi (yang kemudian dikenal sebagai Sultan Hamengkubuwono I dari Kesultanan Yogyakarta) dan Ratu Mas Ayu Retno Dumilah.
Pura ini terletak di Jl. Ronggowarsito, Dusun Kerato, Desa Keraton, Kecamatan Keraton, Kota Surakarta, Jawa Tengah. Raden Mas Said memilih nama Mangkunegaran untuk kesultanan yang didirikannya, yang berasal dari kata “mangku” yang berarti “mengayomi” atau “memerintah” dan “negara” yang berarti “tanah” atau “wilayah”, sehingga secara harfiah Mangkunegaran berarti “wilayah yang diperintah dengan baik”. Pura Mangkunegaran di Solo merupakan salah satu warisan sejarah dan budaya dari Kesultanan Mangkunegaran dan masih menjadi pusat kegiatan keagamaan dan kebudayaan masyarakat Hindu di wilayah tersebut hingga saat ini.
Kompleks Pura Mangkunegaran
Kompleks Pura Mangkunegaran terletak di kota Solo, Jawa Tengah, Indonesia. Kompleks ini merupakan pusat kegiatan keagamaan, kebudayaan, dan sejarah masyarakat Hindu di Solo dan sekitarnya. Di dalam kompleks pura ini terdapat beberapa bangunan dan area yang memiliki fungsi dan makna tersendiri.
Adapun beberapa bagian yang biasanya ada dalam kompleks Pura Mangkunegaran yaitu, pelinggih utama atau bangunan utama kompleks pura yang menjadi tempat utama ibadah dan ritual agama. Kemudian ada Padmasana yang merupakan singgasana tempat upacara atau pemujaan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dilakukan. Biasanya terletak di bagian paling depan atau tengah dari kompleks pura. Ada juga Arca-arca dan relief, balai persembahyangan dan ruang pertemuan, taman, dan area terbuka.
Pendopo pada Pura Mangkunegaran terdapat emapt set gamelan. Pendopo ini didominasi warna hijau dan kuning, yang merupakan warna pari anom atau padi muda. Warna tersebut menjadi warna khas keluarga Mangkunegaran.
Selain itu ada juga hiasan langit pendopo berwarna terang yang melambangkan astrologi Jawa-Hindu, juga terdapat pula lampu gantung yang antik. Pura ini juga memiliki beranda terbuka di bagian belakang pendopo yang disebut Pringgitan. Didalamnya terdapat tangga untuk menuju Dalem Ageng yang dikenal sebagai ruang tidur kerajaan.
Kompleks Pura Mangkunegaran merupakan tempat yang penting bagi masyarakat Hindu di Solo dan sekitarnya, serta menjadi salah satu destinasi wisata budaya yang menarik bagi para wisatawan yang ingin mengetahui lebih dalam tentang kepercayaan dan budaya Hindu di Indonesia.